Spektrum warna bisa terbentuk dengan adanya proses dimana tabung hidrogen dilewati tegangan tinggi (5000 volt), tabung akan menghasilkan sinar berwarna merah muda yang terang. Tabung sinar hidrogen adalah suatu tabung tipis berisi gas hidrogen pada tekanan rendah dengan elektroda pada tiap ujungnya. Jika sinar yang dihasilkan dari tabung hydrogen dilewatkan pada prisma atau kisi difraksi, sinar akan terpecah menjadi beberapa warna. Warna yang tampak merupakan sebagian kecil dari spektrum emisi hidrogen. Sebagian besar spektrum tak terlihat oleh mata karena berada pada daerah infra-merah atau ultra-violet. Cahaya yang dipancarkan oleh setiap gas berbeda-beda dan merupakan karakteristik gas tersebut. Cahaya dipancarkan dalam bentuk spektrum garis dan bukan spektrum yang kontinu.
Dari gambar diatas dapat diketahui kenyataan bahwa gas memancarkan cahaya dalam bentuk spektrum garis yang
berkaitan erat dengan struktur atom. Maka spektrum garis atomik dapat digunakan
untuk menguji kebenaran dari sebuah model atom. Ada lebih banyak lagi
spektrum hidrogen selain tiga garis yang dapat dilihat dengan mata telanjang. Hal
ini memungkinan untuk mendeteksi pola garis-garis pada daerah ultra-violet dan infra-merah
spektrum dengan baik. Hal ini memunculkan sejumlah "deret" garis yang
dinamakandengan nama penemunya.
Pada percobaan, spectrum cahaya dari atom hidrogen
dapat dilihat ada 4 garis dari cahaya tampak, yaitu merah, cyan, biru dan
violet. Keempat cahaya itu memiliki panjang gelombang yang sesuai dengan emisi
foton .Dengan frekuensi yang lebih tinggi, energi sinar
akan lebih tinggi. Jika suatu elektron turun dari tingkat-3 ke tingkat-2,
tampak sinar merah. Hal ini menyebabkan spektrum hidrogen berwarna merah,
dengan menghitung frekuensi sinar merah tersebut maka besarnya energi juga
dapat dihitung. Energi tersebut harus sama dengan perbedaan energi antara
tingkat-3 dan tingkat-2 pada atom hidrogen. Tingkat tak hingga menunjukkan
energi tertinggi yang mungkin dari suatu elektron atom hidrogen. Jika elektron
melampaui energi tersebut elektron bukan lagi bagian dari atom.
dengan B adalah nilai
konstan yaitu 364.50682 nm, n bernilai 2 dan m bernilai m > n.
.
Pada
tahun 1888, fisikawan Johannes Rydberg menyederhanakan persamaan Balmer sehingga dapat
diterapkan untuk memperkirakan panjang gelombang beberapa garis pada spektrum
emisi hidrogen.
Deret
Lyman
Selanjutnya
pada tahun 1906, ahli fisika dan kimia Theodore
Lyman mempelajari
spektrum ultraviolet dari atom hidrogen tereksistasi dengan listrik. Ditemukan
bahwa spektrum radiasi hidrogen teremisi tidak kontinu. Deret Lyman
adalah deret pertama dari garis emisi hidrogen yang merupakan deret garis pada daerah ultra-violet dengan batas panjang gelombang antara 121,6 nm
dan 91,2 nm.
Garis makin merapat satu
sama lain dengan naiknya frekuensi. Akhirnya, garis-garis makin rapat dan tidak
mungkin diamati satu per satu
sehingga terlihat seperti spektrum kontinu.Kemudian pada titik
tertentu akan terdapat deret limit yang
menandakan bahwa deret terhenti. Deret
liman dapat dinyatan dengan rumus :
Deret
Paschen
Paschen
mengambil masalah garis helium Bohr dengan bantuan seorang teknisi pada tahun
1915. Paschen menemukan bahwa lapisan tertentu dalam glow negatif di dalam
tabung silinder-katoda umum Geissler memberikan spektrum utama tajam dan
lengkap. Menindaklanjuti pengamatan ini, ia mengembangkan tabung katoda
berongga debit, di mana pada kondisi yang tepat retret debit cahaya seluruhnya
ke dalam interior sebagian besar bidang-bebas dari katoda petak. Perangkat ini
menunjukkan struktur halus dari garis Bohr helium dengan kejelasan luar biasa
dan lengkap. Deret paschen ditemukan dalam daerah inflamerah. Rumus yang
dihasilkan dari deret paschen sebagai berikut :
Deret
Bracket Dan Deret Pfund
Deret bracket dan deret
pfund ditemukan dalam saerah inflamerah sama seperti deret paschen namun deret
bracket berada pada inflamerah II dan deret pfund berada pada inflamerah III.
Deret bracket dimulai pada n=4 dan deret pfund dimulai pada n=5.
Deret Bracket
Deret Pfund
Kesimpulan
Dari
bahasan yang telah kita bahas diatas dapat disimpulkan bahwa nilai n memiliki
hubungan dengan deret, dapat kita lihat sebagai berikut :
n1
n2 Deret
Daerah
1 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,
9, ....... Lyman Ultraviolet, uv
2 3, 4, 5, 6, 7, 8,
............... Balmer Visibel (tampak))
3 4, 5, 6, 7, 8, 9,
………...... Paschen Inframerah-dekat, near-IR
4 5, 6, 7, 8, 9,
................... Brackett Inframerah
5 6, 7, 8, 9,
....................... Pfund Inframerah-jauh, far-IR
Persamaan tersebut menunjukkan bahwa untuk setiap
deret spektrum, makin besar harga n2 harga garis-garis spektrum makin
dekat satu sama lain yang akhirnya nampak sangat berdekatan, konvergen menjadi
satu sesuai dengan hasil pengamatan. Untuk n = ~ (tak hingga) akhirnya
diperoleh harga batas bagi masing-masing deret.
Daftar Pustaka
Chang, R. 2005. Kimia Dasar
Konsep-konsep Inti (3rd ed., Vol. II). Jakarta: Erlangga.
Diakses pada
tanggal 15 September pukul 15.35 WIB,
http://global.britannica.com/EBchecked/topic/514258/Rutherford-atomic-model
H. Sugiyarto, Kristian. 2012. Struktur
Atom, Sistem Periodik Unsur dan Struktur Molekular . Yogyakarta.
Wilkinson, G., & Cotton,
F. A. (2009). Kimia Anorganik Dasar. Bandung: UI Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar