Model Atom Rutherford
Experiment
:
Berdasarkan
percobaan itu, Rutherford menyimpulkan bahwa volume atom sebagian besar berupa
ruang kosong. Ini ditunjukkan oleh banyaknya partikel alfa yang dapat melewati
lempeng emas. Adanya partikel alfa yang dipantulkan akibat bertumbukan dengan
suatu partikel yang sangat keras dengan ukuran sangat kecil. hal ini
menunjukkan adanya sesuatu yang bermuatan positif yang dapat membelokkan
partikel alfa.Lebih sedikit lagi dari partikel alfa itu (hanya 1 dari 20.000)
terpantul dari selaput tipis emas. Dengan kenyataan ini, Rutherford sempat
tercengang dan berkomentar, “sungguh luar biasa, seolah Anda menembak selembar
kertas tisu dengan peluru setebal 40 cm dan peluru itu kembali menghantam Anda
sendiri”. Hal ini menunjukkan adanya sesuatu yang sangat kecil ,Rutherford
menamakan partikel itu sebagai inti atom. Oleh karena partikel alfa bermuatan
positif maka inti atom harus bermuatan positif. Jika inti atom bermuatan
negatif maka akan terjadi tarik menarik antara inti atom dan partikel alfa.
Berdasarkan
percobaan tersebut, Rutherford menyusun suatu model atom yaitu :
1.
Atom
tersusun atas inti atom yang bermuatan positif dan elektron- elektron yang
bermuatan negatif.
2.
Sebagian
besar volume atom merupakan ruang kosong yang massanya terpusat pada inti atom.
3.
Oleh
karena atom bersifat netral maka jumlah muatan positif harus sama dengan jumlah
muatan negatif.
4.
Di
dalam atom, elektron-elektron bermuatan negatif selalu bergerak mengelilingi inti
atom.
Kelemahan
model atom Rutherford :
menurut
Hukum Fisika Klasik, model atom Rutherford tidak stabil sebab elektron akan
kehilangan energinya dan akan jatuh ke inti, pada akhirnya atom akan musnah.
Akan tetapi, faktanya atom stabil.
Model Atom Bohr
Pada
1913, pakar fisika Denmark, Niels Bohr menyatakan bahwa kegagalan model atom
Rutherford dapat disempurnakan dengan menerapkan Teori Kuantum dari Planck.
Model atom Bohr dinyatakan dalam bentuk empat postulat berkaitan dengan
pergerakan elektron, yaitu :
1.
Dalam
mengelilingi inti atom, elektron berada pada kulit (lintasan) tertentu. Kulit
ini merupakan gerakan stasioner (menetap) dari elektron dalam mengelilingi inti
atom dengan jarak tertentu.
2.
Selama
elektron berada pada lintasan stasioner tertentu, energi elektron tetap
sehingga tidak ada energi yang diemisikan atau diserap.
3.
Elektron
dapat beralih dari satu kulit ke kulit lain. Pada peralihan ini, besarnya
energi yang terlibat sama dengan persamaan Planck, ΔE = h.
4.
Lintasan
stasioner elektron memiliki momentum sudut. Besarnya momentum sudut adalah
kelipatan dari nh/2 π , dengan n adalah bilangan kuantum dan h adalah tetapan
Planck.
Kulit
atau lintasan elektron dalam mengelilingi inti atom dilambangkan dengan n = 1,
n = 2, n = 3, dan seterusnya. Lambang ini dinamakan bilangan kuantum. Huruf K,
L, M, dan seterusnya digunakan untuk menyatakan lintasan elektron dalam
mengelilingi inti atom. Gagasan Bohr tentang elektron mengelilingi inti atom
dalam kulit- kulit tertentu serupa dengan sistem tata surya kita, mudah
dipahami. Oleh karena itu, model atom Bohr dapat diterima pada waktu itu.
Kelemahan
Teori Atom Bohr
Walaupun dinilai sudah revolusioner,
tetapi masih ditemukan kelemahan teori atom Bohr yaitu:
- Melanggar asas ketidakpastian Heisenberg karena elektron
mempunyai jari-jari dan lintasan yang telah diketahui.
- Model atom Bohr mempunyai nilai momentum sudut lintasan
ground state yang salah.
- Lemahnya penjelasan tentang prediksi spektra atom yang
lebih besar.
- Tidak dapat memprediksi intensitas relatif garis
spektra.
- Model atom Bohr tidak dapat menjelaskan struktur garis
spektra yang baik.
- Tidak dapat menjelaskan efek Zeeman.
Daftar Pustaka
Sunarya,
Yayan., dan Agus Setiabudi.2009.Mudah dan
Aktif Belajar Kimia.Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
http://prezi.com/ozxzlogcy_qk/teori-atom-rutherford/
(Diakses 22 Oktober 2014)
http://www.ilmukimia.org/2013/01/teori-atom-bohr.html
(Diakses 22 Oktober 2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar